Minggu, 30 Desember 2018

Bintang Bangsa

Milyaran pelajar yang terputus sekolah
Jutaan sarjana yang menjadi pengangguran
Derita anak bangsa yang buta huruf
Rintihan anak jalanan yang tak bisa tulis baca

Berapa banyak lagi kah bangsa ini menderita?
Tidak malukah dikata bangsayang bodoh karena   rakyatnya yang malas membaca?

Aku bertanya,
Tetapi pertanyaanku
Membentur diteriknya mentari
Yang terbit di atas awan hitam
Sementara ketidakadilan merajalela bagi langit,
Dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan
Termangu-mangu di tangan para rektorat.

Buktikan pada dunia!
Bahwa bangsaku ini bangsa yang berjaya
Bangsa yang tak malas!
Bangsa yang mampu memimpin dunia

Tak akan ada lagi generasi narkotika
Narkoba, adiktif, dan benda haram
Bintang bangsa masa depan
Usunglah perubahan demi kesuksesan!

Imdramayu, 31 Desember 2018

Cindini Febriani


Sabtu, 30 Juni 2018

Broken Life

Aku, si gadis dingin dan sombong. Semua orang tidak pernah menyukai diriku, mereka membenciku bahkan aku hidup sendiri, aku tidak pernah bersosialisasi. Bahkan untuk bertegur sapa dengan orang lain saja aku tidak pernah.

Ini pilihan hidupku sendiri, aku tidak perduli dengan apa yang terjadi diluar sana. Karena mereka pun tidak pernah perduli dengan apa yang terjadi padaku, untuk apa berbuat baik pada orang lain? Jika disaat kebaikan yang pernah aku lakukan hanya tindakan belaka tanpa ada balasan. Bukan, bukan aku pamrih atau ingin balasan yang sama tetapi aku ingin mereka perduli padaku.
Dulu, sudah beberapa tahun yang lalu aku bukan gadis kaku yang sombong seperti sekarang, aku dikenal ramah dan begitu baik pada orang lain. Tapi sekarang? Aku menyendiri, memang aku hidup sendiri sejak aku remaja tanpa ada yang menghidupiku.

Disaat anak lain bahagia tanpa memikirkan bagaimana mereka menyambung hidup, dengan tanpa beban mereka bermain dan tertawa. Berbeda dengan diriku, aku sudah harus bekerja keras untuk memenuhi kehidupanku sendiri. Aku tidak tahu sosok ayah, karena sejak lahir aku tidak pernah melihatnya bahkan foto saja aku tidak punya. Wajahnya aku tidak tahu, menyedihkan bukan? Sangat. Begitu sangat menyedihkan. Ayah? Heh, hanya sebutan bagi mereka yang dapat hidup dengan bahagia, dan aku? Bukan termasuk diantara mereka.

Dan. Ibu? Ohoho ibu yah? Siapa itu? Seseorang yang mengeluarkan aku? Bukankah Tuhan yang mengeluarkan diriku? Dia hanyalah perantara, tempatku selama sembilan bulan, setelah itu aku terlahir bebas untuk menghirup udara. Dan sekarang? Aku juga hidup dengan bebas.

Aku besar tanpa mereka, mungkin saat aku kecil sosok ibu itu ada. Memang ada, namun entah kenapa saat beranjak dewasa dia pergi meninggalkan diriku tanpa alasan. Saat itu aku masih remaja, usiaku masih sangat muda bahkan saat itu juga aku masih menggunakan seragam putih biru, ketika aku ingin menunjukkan hasil ujianku yang sempurna dan membuka pintu rumah untuk aku tunjukkan padanya. Tetapi aku tidak dapat menemukannya, dan sampai sekarang aku sendiri, dan dia? Entahlah pergi kemana, bagaimana keadaannya, seperti apa sekarang aku tidak tahu. Dan sudah tidak perduli.

Ini hidupku, jalan ceritaku. Buat apa aku perduli dengan dunia? Memikirkan mereka diluar sana? Dan bersosialisasi pada mereka, sedangkan mereka? "Dont care with me!!!"


Cindini Febriani
Indramayu, 

Selasa, 15 Mei 2018

My Twin Perfect

My Twin Perfect

Bagaimana rasanya ketika setiap kali orang yang lo sukai dan orang yang lo inginkan selalu menginginkan kembaran lo?

-Keysha Anandia Chalies-

Aku tidak pernah menginginkan sesuatu yang ingin kamu miliki, tetapi kamu selalu menyimpan nya sendiri tidak berbagi cerita denganku!

-Keyla Amanda Chalies-

"Papah...!!! Keysha gangguin aku terus!". Teriak gadis kecil yang kini telah berlindung dibelakang tubuh kekar papahnya.

Keysha langsung mengejar kembaran nya yang berlindung dibelakang sang ayah, yang membuat Keyla menarik baju papahnya. "Hayo! Dapat". Keysha langsung menggelitiki kembarannya.

"Duh sakit Key, udah perut aku sakit". Keyla menangis membuat papah dam mamah nya melihat kaget.

"Keyla sayang... Kamu kenapa? Kok nangis?" tanya Maura mamah dari si kembar.

"Keysha... Hiks. Gelitikin aku sampe perut aku sakit hiks" ucap Keyla mengadu pada mamahnya dang berhambur kepelukan sang mamah.

Keysha yang melihatnya langsung merasa bersalah dan manundukan kepalanya, Keysha merasa ada yang memperhatikan nya dan benar saja saat ia mendongakkan kepalanya sang papah sudah menatapnya tajam.

Vino menghampiri Keysha dan mencengkram tangannya membuat anak kecil itu meringis menahan sakit. "Sakit... papah...". Ucapnya lirih namun masih dapat terdengar oleh Vino

Semakin kuat Vino mencengkram tubuh anak sulungnya, maka semakin merintih tertahan Keysha.

" Sakit gak?" tanya Vino dengan suara yang standar, Keysha hanya menahan rintihan nya. "Sakit gak?!" tanya Vino lagi dengan suara yang naik satu oktaf, Keysha menganggukan kepalanya.

"Keysha! Papa bilang sakit gak?!" Keysha langsung menghentikan rintihan nya ketika mendengar suara bariton sang papah yang keras, membuatnya takut.

"Keysha! Kalo ditanya jawab! Sekali lagi papah tanya SAKIT GAK?!" Suara Vino semakin tinggi, "Sa-ss-sakit papah....". Air mata Keysha ingin keluar sekarang juga, namun ia tahan sebisa mungkin agar sang papah tidak memukulnya.

"Makan nya jangan nyakitin orang kalo disakitin sendiri gak mau!". Bentak sang papah, "Maaf pah...". Ucap Keysha lirih hampir tidak terdengar.

Keysha melihat kearah sang mamah, berharap menolongnya. Namun NIHIL, mamahnya hanya bisa menenangkan adiknya, tidak dengannya.

Ingatan waktu kecil yang terngiang dikepalanya kembali terulang, dimana saat banyak perlakuaan yang menurutnya tidak adil.

Saat perlakuan kedua orang tuanya yang hanya mementingkan kembarannya saja, dan sampai sekarangpun begitu.

Mulai dari ia kecil sampai sekarang ia berumur 17th, perlakuan orang tuanya tak berubah. Hanya mementingkan salah satu diantaranya, namun tidak dengannya.

Keysha yang merasa dirinya hanyalah bayangan dari sang adik, hanya sekedar mirip yang kebetulan keluar dari rahim yang sama.

Keyla gadis cantik, mempesona, anggun, dan pintar. Mampu membuat semua laki-laki jatuh hati padanya. Dan kejadian dimana satu laki-laki diperebutkan oleh 2 bersaudara kembar kini terulang.

Sampai pada akhirnya salah satu diantara mereka mengalah, Keysha tau dirinya hanyalah sebuah bayangan karena yang cantik, anggun, pintar, baik dan mempesona hanyalah Keyla.

Keyla mampu memiliki segalanya, muali dari kasih sayang orang tua, pelukan hangat sang Papah dan tutur kata lembut sang Mamah. Namun Keysha tidak pernah mendapatkan itu semua, papahnya hanya membentak dan memukul, mamahnya hanya bisa memngomelinya dan bisa dibilang tidak perduli.

Keyla mampu mendapatkan hati dari setiap cowo, bahkan cowo yang Keysha sukai mampu ditaklukan olehnya. Keyla juga mamapu membanggakan semua orang dengan bakatnya.

Sedangkan Keysha? Dia tidak memiliki bakat, entahlah diapun tak tau dirinya itu bagaimana. Keysha hanya bisa bersyukur walaupun itu semua bukanlah dirinya melainkan kembarannya.

Perlakuan kedua orang tuanya saja sudah terlihat jelas bahwa Keysha hanya sebatas bayangan dari Kayla, yang memiliki muka sama, dan lahir dari rahim yang sama.

Namun entahlah mengapa Keysha selalu bisa bersabar dalam menghadapi ujiansemua ini, perlakuan orang tuanya, kehidupan asmaranya, bahkan lingkungan sekitarnya.

"Keysha...." ketukan pintu dan suara lembut seseorang yang ia rindukan masuk kedalam telinganya.

Keysha langsung turun dari tempat tidur dan bergegas membuka pintu kamarnya.
Setelah di lihat siapa yang datang ia langsung berhambur kepelukan nya.

"Ayah!!!!" Keysha langsung memeluk sosok kekar didepannya, sosok yang membuatnya bisa bertahan.

"Wow, kelihatan nya gadis cantik ini kangen sekali sama ayah". Tanpa aba-aba lagi Keysha mencium pipi Ayahnya.

Sosok yang ia mampu mendapatkan kasih sayang, sosok yang dari kecil membimbingnya. Menggantikan posisi seseorang yang ia harapakan, dengan adanya dia Keysha bisa merasakan kasih sayang sesungguhnya.

"Ayah ko dateng ga bilang sih? Kan Key bisa masakin makanan buat Ayah." Perkataan yang lembut dan tatapan mata itu hanya Keysha berikan pada sosok didepannya.

"Ayah kan mau ngasih kejutan ke kamu, masa bilang-bilang sih? Kalo kamu tau kan gaseru."

"Ish. Oleh-oleh buat aku mana? Masa pulang dari negara yang romantis seperti paris ga ada oleh-oleh nya?".

Pria itu langsung mengacak rambut Keysha gemas. "Kamu ini, yasudah ayo turun. Ayah mau kasih hadiah ulang tahun nya".

Mendengat itu Keysha lagsung bersorak dan menggandeng tangan Ayahnnya untuk turun.

Sesampainya diruang keluarga, semuanya sudah kumpul. " Ayo Keysha ikut ayah." Keysha menurut mengikuti langkah Ayahnya dari belakang.

"Bang Gibran! Jangan lama-lama keluarnya! Abis maghrib Keysha harus udah dirumah". Ucap Vio Papah dari Keysha.

"Tenang aja, Keysha aman. Anak itu harus diajakin refreshing biar seger!".

Vio menghela nafasnya kasar mendengar perkataan dari abangnya itu, iya Gibran Vernandio adalah kaka dari Vio papah Keysha.

Selama ini yang mengerti Keysha dan memanjakan srrta perduli padanya hanyalah Gibran, karena sejak kecil Keysha sudah dekat dengan Gibran.

" Keysha kita jenguk Bunda yuk, udah lama kita ga liat Bunda. Ayah kangen nih".

"Lagian Ayah pergi-pergi terus, yang jengukin Bunda cumaaku ajah. Udah gitu yang lain sibuk sendiri gaperhatiin bunda, kemarin aku udah gantu bunganya. Liat bunda udah seger, tapi sendu kaya kangen Ayah". Keysha mengerucutkan bibirnya kedepan.

Gubran tersenyum melihat tingkah keponakan nya ini. Gemas, itu yang Gibran raskan. "Iya-iya Ayah minta maaf yah, yaudah abis jenguk bunda kita ke kedai coffe gimana?".

Keysha mendengar itu langsung tersenyum, " Oke! Deal ya! Janji?!"

"Janji..."

"Tapi kalo papah tau aku minum kopi gimana Yah? Ntar aku dipukul..." ucap Keysha lirih, Gibran melihatnya iba.

"Udah tenang ajah paph kamu mana berani ama Ayah, dna malam ini kamu tidur di appartement Ayah.

" Yang bener Yah?! Wah asiiikk.... Makasih Ayah" Keysha langsung memeluk dan mencium Ayahnya. "Iya sayang, udah peluknya Ayah lagi nyetir entar ga fokus lagi"

"Hehehe, sorry Yah..." Keysha menunjukan cengiran nya pada Gibran.

Sesampainya disebuah gedung yang bercat putih Keysha langsung turun dari mobil bersamaan degan Gibran.

"Ayah bawa bunga?" pertanyaan Keysha dijawab senyuman khas Gibran

"Iya, kan ayah udah kangen banget ama bunda 2 bulan ga ketemu"

"Yaudah yok masuk yah, bunda pasti nungguin"

Ketika sampai didepan kamar yang bercat penuh dengan warna puth, dengan aroma obat yang menyengat dan sebuah bung mesih yang berirama denyitan.
Dengan senyuman yang merkah Keysha langsung masuk mendahului Gibran.

Bidadari Surga, 15 Mei 2018
Indramayu