Sabtu, 30 Juni 2018

Broken Life

Aku, si gadis dingin dan sombong. Semua orang tidak pernah menyukai diriku, mereka membenciku bahkan aku hidup sendiri, aku tidak pernah bersosialisasi. Bahkan untuk bertegur sapa dengan orang lain saja aku tidak pernah.

Ini pilihan hidupku sendiri, aku tidak perduli dengan apa yang terjadi diluar sana. Karena mereka pun tidak pernah perduli dengan apa yang terjadi padaku, untuk apa berbuat baik pada orang lain? Jika disaat kebaikan yang pernah aku lakukan hanya tindakan belaka tanpa ada balasan. Bukan, bukan aku pamrih atau ingin balasan yang sama tetapi aku ingin mereka perduli padaku.
Dulu, sudah beberapa tahun yang lalu aku bukan gadis kaku yang sombong seperti sekarang, aku dikenal ramah dan begitu baik pada orang lain. Tapi sekarang? Aku menyendiri, memang aku hidup sendiri sejak aku remaja tanpa ada yang menghidupiku.

Disaat anak lain bahagia tanpa memikirkan bagaimana mereka menyambung hidup, dengan tanpa beban mereka bermain dan tertawa. Berbeda dengan diriku, aku sudah harus bekerja keras untuk memenuhi kehidupanku sendiri. Aku tidak tahu sosok ayah, karena sejak lahir aku tidak pernah melihatnya bahkan foto saja aku tidak punya. Wajahnya aku tidak tahu, menyedihkan bukan? Sangat. Begitu sangat menyedihkan. Ayah? Heh, hanya sebutan bagi mereka yang dapat hidup dengan bahagia, dan aku? Bukan termasuk diantara mereka.

Dan. Ibu? Ohoho ibu yah? Siapa itu? Seseorang yang mengeluarkan aku? Bukankah Tuhan yang mengeluarkan diriku? Dia hanyalah perantara, tempatku selama sembilan bulan, setelah itu aku terlahir bebas untuk menghirup udara. Dan sekarang? Aku juga hidup dengan bebas.

Aku besar tanpa mereka, mungkin saat aku kecil sosok ibu itu ada. Memang ada, namun entah kenapa saat beranjak dewasa dia pergi meninggalkan diriku tanpa alasan. Saat itu aku masih remaja, usiaku masih sangat muda bahkan saat itu juga aku masih menggunakan seragam putih biru, ketika aku ingin menunjukkan hasil ujianku yang sempurna dan membuka pintu rumah untuk aku tunjukkan padanya. Tetapi aku tidak dapat menemukannya, dan sampai sekarang aku sendiri, dan dia? Entahlah pergi kemana, bagaimana keadaannya, seperti apa sekarang aku tidak tahu. Dan sudah tidak perduli.

Ini hidupku, jalan ceritaku. Buat apa aku perduli dengan dunia? Memikirkan mereka diluar sana? Dan bersosialisasi pada mereka, sedangkan mereka? "Dont care with me!!!"


Cindini Febriani
Indramayu, 

2 komentar:

  1. Keren bgt kak indiii😍😍😍 jadi sendiri pun tak apaa kalo gituu. Eh tapi aku harus lebih bersyukur karena masih memiliki ke 2 orang tua yang masih menghidupkan kuu...walau pun ceritanya singat tapi makna nyaaa dapet bgt

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iy, makasih banyak 😘😘😘 Alhamdulillah, sayangi keduanya yah jangan menyakiti hati merek. πŸ˜†πŸ˜˜

      Hapus